Total Tayangan Halaman

Jumat, 04 November 2011

brazil voli ball


Tim Voli Putra Brazil

PDFPrintE-mail

Sampai dengan tahun 1980-an, tim bola voli Brazil bukanlah tim yang masuk deretan papan atas voli dunia. Tim negara ini baru layak diperhitungkan ketika Generasi Perak-nya lahir di tahun 1982. Beberapa nama besar lahir dari era ini. Sebut saja William, Bernard, serta Renan Dalzotto yang kemudian direkrut oleh timnas Italia karena memiliki dua kewarganegaraan. Selanjutnya Xando, Montanaro dan Bernardinho yang saat ini menjadi pelatih tim nasional Brazil.
Disebut Generasi Perak karena tim ini berhasil menyumbangkan Medali Perak Olimpiade untuk kali yang pertama bagi negaranya, setelah kalah dari Amerika Serikat di pertandingan final. Prestasi ini tidak lepas dari keberpihakan Dewi Fortuna. Saat itu Uni Soviet sebagai salah satu tim elit voli dunia memutuskan untuk tidak ikut serta.
Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Brazil. Mereka menjadi lebih berminat menekuni olah raga voli. Selanjutnya lahirlah Generasi Emas. Di tahun 1992 tim Brazil berhasil merebut Medali Emas Olimpiade Barcelona. Tim ini digawangi oleh Mauricio, Tande, Giovanni, Ricardo Negrao, Pele, dll.
Sejak itu, bagai bunga tumbuh di musim semi, voli menjadi olahraga yang populer di Brazil, selain sepakbola tentunya. Setiap negara bagian memiliki federasi voli masing-masing, tempat bergabungnya tim-tim lokal yang menjadi cikal bakal tim nasional. Hasilnya, prestasi yang membanggakan. Brazil selalu menjadi tim elit dalam setiap event dunia yang diikuti.
Setelah mengalami naik-turun prestasi, pada tahun 2001 Konfederasi Bola Voli Brazil (ConfederaĆ§Ć£o Brazileira de Voleibol) memilih Bernardo Rezende sebagai pelatih kepala Tim Nasional Putra. Sebelumnya pelatih berjuluk Bernardinho ini telah menghabiskan enam tahun melatih Tim Nasional Putri.
Pada era Bernardo Rezende ini Brazil mencapai masa keemasannya. Di tahun pertamanya, tim mendapatkan tiga medali emas yaitu di Liga Dunia, Piala Amerika dan Kejuaraan Amerika Selatan dan satu medali perak pada World Grand Champions Cup. Pada tahun 2002, Brazil menjadi juara kedua di Liga Dunia setelah kehilangan gelar di rumah sendiri dalam pertandingan melawan Rusia. Namun di musim yang sama, mereka menjadi jawara di Kejuaraan Dunia untuk pertama kalinya.
Di tahun 2003 Brazil menjuarai Liga Dunia yang diselenggarakan di Madrid, Spanyol untuk yang ketiga kalinya. Di final yang ketat dan sangat menarik, mereka menaklukkan Serbia dan Montenegro 3-2. Sayangnya di ajang Pan American Games yang berlangsung di Santo Domingo (Republik Dominika) mereka hanya meraih perunggu. Di semifinal mereka ditekuk Venezuela. Namun kekalahan tersebut langsung dibalas satu bulan berikutnya dalam ajang South American Championship. Di final mereka mencukur Venezuela 3-0.
Tahun berikutnya, Bernardinho memimpin tim Brazil meraih gelar keempat Liga Dunia. Pada bulan Agustus, skuad pria Brazil memenangkan Medali Emas Olimpiade kedua dalam sejarah, yaitu di Athena tahun 2004. Di final, Brazil mengalahkan Italia 3-1.
Pada musim 2005, tim juara olimpiade ini memperoleh empat medali lagi. Dalam pertandingan final Liga Dunia melawan Serbia dan Montenegro, Brazil merebut emas setelah menang 3-1. Kemudian mereka menjadi juara kedua di Piala Amerika, setelah dikalahkan oleh Amerika Serikat di final. Di Kejuaraan Amerika Selatan, Brazil memperoleh gelar ke-25 dengan memenangkan semua pertandingan dan hanya kehilangan satu set. Tim Rezende Bernardo ini menutup tahun dengan gemilang setelah meraih Medali Emas di World Grand Champions Cup di Jepang.
Selama tahun 2006, tim Brazil berhasil memenangkan gelar keenam di Liga Dunia dan gelar kedua di Kejuaraan Dunia. Tim ini dianggap oleh banyak orang sebagai yang terbaik dan paling konsisten sepanjang masa. (Oleh : Ahmad Zul)